Taman Jepang (日本庭園)

Ditulis oleh: -
Penggunaan Istilah Taman Jepang (日本庭園の用語)
庭(にわ)
·      mengacu kepada lahan berkerikil untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan upacara keagamaan.

            園(その)
·      mengacu kepada lahan pertanian dan sawah berpengairan.
Zaman Jomon
·      Masyarakat pada zaman ini menamakan lahan tempat mereka melakukan kegiatan, upacara keagamaan, dan mengumpulkan makanan sebagai niwa.
·      Benda-benda yang ada di lahan tersebut, seperti pohon, batu besar, air terjun, dan kerikil di pantai sering kali dipercaya sebagai benda sakral yang dihuni oleh arwah suci.
·      Pasir, kerikil, atau batu dipakai untuk menandai tanah yang dipercaya sebagai tempat sakral untuk berdoa.
·       Batu-batu di laut dan gunung yang dipercaya dihuni atau digunakan kami ketika turun dari langit disebut iwakura. Susunan batu digunakan untuk menandai tempat suci (altar) yang disebut iwasaka.
            Zaman Yayoi
                Setelah mengenal cara bertani dan teknik pertanian, masyarakat pada zaman ini menyebut…
·       kata niwa berarti halaman di depan rumah untuk melakukan pekerjaan sehari-hari, dan…
·       kata sono dipakai untuk menyebut lahan beririgasi yang ditanami padi.
     Zaman Heian
·       Elemen dasar, prinsip, dan tema-tema untuk taman sudah dikenal orang Jepang sejak zaman ini.
·       Muncul buku-buku klasik mengenai pertamanan yang dijadikan sebagai pedoman untuk membangun taman Jepang.
·       Elemen dasar, prinsip, dan tema-tema untuk taman sudah dikenal orang Jepang sejak zaman ini.
·       Muncul buku-buku klasik mengenai pertamanan yang dijadikan sebagai pedoman untuk membangun taman Jepang.
·       Muncul taman yang disebut dengan chisen shuyu teien(地線周遊庭園)yang berfungsi sebagai tempat pembacaan puisi dan permainan para bangsawan.
            Zaman Nara
·      Adanya pengaruh budaya Cina dari Dinasti Tang di bidang arsitektur dan pertamanan.
     Zaman Kamakura
·      Mulai dibangun taman dengan pulau kecil di tengah-tengah kolam yang dinamakan pulau burung jenjang (tsurujima) dan pulau kura-kura (kamejima).
·      Pulau kecil di tengah kolam merupakan lambang pulau tempat tinggal Sennin (orang bijak yang konon hidup abadi di gunung Horai), sekaligus bentuk harapan umur panjang dan hidup abadi.
·      Di atas pulau kecil tersebut ditanam pohon tusam yang melambangkan umur panjang karena daunnya selalu hijau sepanjang tahun.
Zaman Muromachi
·      Biksu Zen membangun taman dari batu, pasir, dan kerikil (karesansui) yang mencerminkan konsep Zen mengenai disiplin, mawas diri, dan pencerahan.
·      Taman (batu) Zen dimaksudkan untuk meditasi, dan biasanya dibangun di sebelah selatan kuil.
·      Hamparan pasir dan kerikil diatur dengan penggaruk bambu untuk membuat berbagai macam pola air seperti ombak, pusaran air, dan riak air.
            Zaman Azuchi Momoyama
·      Taman dan gedung mewah yang terlihat agung dan mencolok merupakan ciri khas arsitektur zaman ini.
·      Sebagai reaksi dari kemewahan tersebut tercipta kesederhanaan dalam seni minum teh dan taman rumah teh (roji).
·      Muncul taman yang disebut dengan roji niwa(露地庭) yang berfungsi untuk melengkapi upacara minum teh.
            Zaman Edo
                Muncul taman-taman yang disebut …
·      tsubo niwa(坪庭)yaitu taman dengan skala kecil di rumah-rumah para pedagang.
·      kaiyu shiki teien(回遊式庭園)yaitu  taman dengan skala besar di rumah-rumah para tuan tanah.
            Prinsip Dasar Taman Jepang
·      Dalam taman Jepang tidak dikenal garis-garis lurus atau simetris.
·      Taman Jepang sengaja dirancang asimetris agar tidak ada satu pun elemen yang menjadi dominan.
·      Bila ada titik fokus, maka titik fokus digeser agar tidak tepat berada di tengah.
·      Secara garis besar, taman Jepang mengenal dua ekstremitas: sakral dan profan.
·      Di halaman bangunan sakral seperti kuil Shinto, kuil Budha, dan istana kaisar hanya disebar pasir dan kerikil. Salah satu contohnya adalah halaman Kuil Ise.
Elemen Dasar Taman Jepang
            AIR
·      Selain sebagai sumber kehidupan, air digunakan untuk menyucikan benda dari dunia profan sebelum memasuki kawasan sakral. Air dialirkan dari sungai untuk membuat kolam dan air terjun.
            BATU
·       Batu adalah elemen terpenting dalam taman karena dapat dipakai untuk melambangkan pegunungan, garis pantai, dan air terjun.
·       Di taman yang memiliki pulau kura-kura dan pulau burung jenjang di tengah kolam, batu-batu diletakkan untuk memberi kesan adanya kepala dan ekor.
Ø  BATUAN SEDIMEN
·       Batuan sedimen biasanya memiliki permukaan yang halus dan bulat karena terkikis air.
·       Batuan seperti ini dipasang di pinggir kolam dan sebagai batu pijakan di jalan setapak.
Ø BATUAN BEKU
·       Batuan beku berasal dari gunung berapi dan biasanya memiliki bentuk dan tekstur yang kasar.
·       Batu seperti ini dipakai sebagai batu pijakan atau sebagai elemen yang menonjol, misalnya diletakkan untuk melambangkan puncak gunung.
Ø  BATUAN MALIHAN
·       Batuan malihan adalah batu keras yang biasanya dipasang di sekeliling air terjun atau aliran air.
·       Batu potong dari batuan sedimen juga populer untuk membangun jembatan, wadah batu berisi air, dan lentera batu.
TANAMAN
·    Perbedaan antara lereng gunung, padang rumput, dan lembah dinyatakan  dalam pemakaian berbagai macam spesies pohon dan perdu yang dipotong dan dipangkas hingga menyerupai berbagai bentuk.
·       Pohon dan perdu juga dipakai sebagai penghubung antar dua lokasi pemandangan di dalam taman. Bukit-bukit buatan dibangun dari gundukan tanah.
PAGAR
·                  Di taman rumah teh dan taman Jepang model kolam di tengah (shisen kaiyū), pagar dan bangunan gerbang merupakan elemen penting dalam lanskap.
·       Pagar secara garis besar terdiri dari pagar hidup (ikigaki) dari tanaman perdu yang dipangkas dan pagar buatan dari kayu atau bambu.
LENTERA
·      Lentera (tōrō) berasal dari tradisi Cina untuk menyumbangkan lentera ke kuil Budha.
·       Sejak zaman Heian, lentera juga disumbangkan ke kuil Shinto untuk penerangan di malam hari dan sebagai hiasan.
WADAH AIR
·       Wadah batu berisi air (tsukubai) adalah perlengkapan standar taman rumah teh.
·       Air dari tsukubai dipakai untuk mencuci tangan tamu sebelum mengikuti upacara minum teh.
·       Tradisi menyediakan wadah batu berisi air di taman rumah teh berasal dari tradisi menyediakan wadah batu berisi air dalam agama Buddha dan Shinto.
JEMBATAN
·       Dalam desain taman dengan air sebagai subjek utama, jembatan adalah elemen dasar yang menambah harmoni dalam lanskap.
·       Jembatan juga berfungsi sebagai penghubung bagian-bagian taman yang dipisahkan oleh air.
·       Di taman batu Jepang, jembatan batu dibangun untuk memberi kesan bahwa di bawah jembatan ada "air" yang mengalir.
Tema Taman Jepang(日本庭園のテーマ)
·       Walaupun elemen-elemen dasar dan prinsip yang mendasari desain taman dapat berbeda-beda, tema-tema tertentu dapat dijumpai di berbagai jenis taman, misalnya pulau kecil (disebut Hōraijima atau Pulau Hōrai) yang dibangun di tengah-tengah kolam.
            Model & Gaya Taman Jepang (日本庭園の設計図)
            寝殿造り庭園
·       Taman gaya shinden-zukuri berasal dari Dinasti Tang, dan diperkenalkan di Jepang pada zaman Heian.
·       Taman dibangun di halaman tengah rumah kediaman bangsawan yang dibangun dengan gaya arsitektur shinden-zukuri.
·       Taman yang mewakili gaya shindenzukuri adalah Shinsen-en dan taman di Daikaku-ji di Kyoto.
            浄土式庭園
·       Situasi sosial yang tidak stabil pada zaman Heian menyebabkan meluasnya pemikiran Buddhisme Jōdo yang membuat orang Jepang mendambakan hidup di gokuraku.
            枯山水(かれさんすい)
·       Di taman batu Jepang, batu dipakai untuk menggambarkan air terjun, dan pasir berwarna putih dihamparkan untuk menggambarkan air mengalir.
·       Air sama sekali tidak digunakan sebagai elemen taman. Taman batu Jepang hanya dimaksudkan untuk dilihat dari satu sudut pandang.
·       Taman jenis ini berkembang pada zaman Kamakura, zaman Muromachi, hingga zaman Sengoku.
·      Daisen-in, Daitoku-ji dan Ryōan-ji di Kyoto adalah dua taman batu yang terkenal.
            書院式庭園
·                  Taman gaya ini berkembang pada zaman Azuchi-Momoyama, dan merupakan gaya taman Jepang yang paling umum.
·       Taman dibangun menghadap atau mengelilingi shoin (bangunan atau ruangan besar tempat menerima tamu).
·       Ciri khas berupa batu-batu ukuran besar untuk menggambarkan pemandangan gunung di pedalaman.
            茶庭・露地
·       Taman teh yang berasal dari zaman Azuchi-Momoyama. adalah sebutan untuk taman kecil yang dilengkapi jalan-jalan setapak yang dibangun di sekeliling rumah teh.
·       Batu pijakan (tobiishi) adalah elemen penting yang disusun di jalan setapak yang mengelilingi rumah teh. Susunan batu pijakan dimaksudkan untuk mengatur kecepatan langkah orang yang menuju ke rumah teh.
            回遊式庭園
·                  Desain taman gaya kaiyū yang berkembang pada zaman Edo merupakan perpaduan dari taman gaya shoin dan taman teh.
·       Ciri khas taman adalah ukuran taman yang besar dan dilengkapi kolam dan batu-batu.
·       Di dalam taman dibangun taman-taman teh berukuran kecil yang tersebar di beberapa tempat dan dibangun jembatan-jembatan untuk menghubungkannya.
大名庭
·       Taman daimyo adalah sebutan untuk taman-taman luas yang dibangun daimyo di daerah-daerah pada zaman Edo, misalnya Taman Koishikawa Kōrakuen dan Rikugi-en di Tokyo.
·       Lahan datar di kota sekeliling istana dibuat sebagai miniatur pemandangan terkenal di berbagai tempat di Cina dan Jepang. Di dalam taman jenis ini hampir selalu dibangun kolam. Keindahan taman dinikmati orang sambil berjalan di jalan-jalan setapak yang dibangun di dalam taman.

By: Nadia Sensei
Taman Jepang (日本庭園)
Taman Jepang (日本庭園) ditulis Oleh Sekedar Wawasan pada 2012-03-03T23:27:00+07:00 dengan rating 4 oleh 95 voters on Sekedar Wawasan.

0 comments "Taman Jepang (日本庭園)", Baca atau Masukkan Komentar

Post a Comment

Berkomentarlah dengan baik dan bijak, tidak mengandung unsur Spam, Sara, Pelecehan.

Komentar yang melanggar ketentuan akan dihapus! Sekian Terima Kasih.