Definisi Upacara Minum Teh (茶道の定義)
Penggunaan Istilah;
· 「茶の湯=air hangat untuk teh
· 茶道(ちゃどう・さどう)= mengacu pada seseorang yang terjun untuk belajar dan mendalami upacara minum teh.
Makna
· Teh bukan cuma dituang dengan air panas dan diminum, tapi sebagai seni dalam arti luas.
· Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah, yaitu ...
Ø tujuan hidup,
Ø cara berpikir,
Ø agama,
Ø apresiasi peralatan upacara minum teh,
Ø cara meletakkan benda seni di dalam chashitsu.
· Seni upacara minum teh memerlukan pendalaman selama bertahun-tahun dengan penyempurnaan yang berlangsung seumur hidup.
· Tamu yang diundang secara formal untuk upacara minum teh juga harus mempelajari...
Ø tata krama,
Ø kebiasaan,
Ø basa-basi, serta
Ø etiket meminum teh dan menikmati makanan kecil yang dihidangkan.
Tujuan
· Upacara minum teh merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi dengan manusia dan alam sekitar.
· Upacara minum teh bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang rileks (santai) antara tuan rumah dan tamu.
Filosofi
「和敬清寂」
Ø 和(わ)
Ø 敬(けい)
Ø 清(せい)
Ø 寂(じゃく)
· 和(わ) harmoni / kedamaian manusia
· 敬(けいhormat kepada yang lebih tua, rasa kasih sayang kepada teman atau yang lebih muda.
· 清(せい) kebersihan & kebenaran, juga melambangkan hati manusia yang tenang dan santai (wabi, sabi)
· 寂(じゃく) hal yang paling utama dari Chado, dimana setelah ketiga konsep tersebut didapatkan, maka konsep terakhir ini pun akan terpenuhi.
Sejarah Upacara Minum Teh (茶道の歴史)
ü Dinasti Tang
Lu Yu (Riku U)
· Seorang ahli teh
· Asal dari Dinasti Tang di Tiongkok
· Penulis buku berjudul Ch'a Ching (茶经) atau Chakyō (Classic of Tea)
“Ch'a Ching (茶经) atau Chakyō “ (Classic of Tea)
· ...merupakan ensiklopedia mengenai sejarah teh, cara menanam teh, sejarah minum teh, cara membuat dan menikmati teh.
ü Zaman Heian
· Mulainya produksi dan tradisi minum teh...produksi teh dan tradisi minum teh telah dimulai sejak teh dibawa masuk ke Jepang oleh duta Kaisar yang dikirim ke dinasti Tang.
· Teh hasil fermentasi...teh masih berupa teh hasil fermentasi setengah matang mirip Teh Oolong yang dikenal sekarang ini.
· Cara merebus teh...teh dibuat dengan cara merebus teh di dalam air panas dan hanya dinikmati di beberapa kuil agama Buddha.
· Teh belum populer...teh belum dinikmati di kalangan terbatas sehingga kebiasaan minum teh tidak sempat menjadi populer.
ü Zaman Kamakura
· Penyebaran ajaran Zen dan perkenalan matcha...Pendeta Eisai dan Dogen menyebarkan ajaran Zen di Jepang sambil memperkenalkan matcha yang dibawanya dari Tiongkok sebagai obat.
$0A· Kepopuleran teh dan ajaran Zen...teh dan ajaran Zen menjadi populer sebagai unsur utama dalam penerangan spiritual.
· Mulainya penanaman teh...penanaman teh mulai dilakukan di mana-mana sejalan dengan makin meluasnya kebiasaan minum teh.
ü Zaman Muromachi
· Permainan tebak-tebakan air minum...permainan tebak-tebakan daerah tempat asal air yang diminum disebut Tōsui, dan menjadi populer sebagai judi yang disebut Tōcha, dimana permainan ini berkembang menjadi tebak-tebakan nama merek teh yang diminum.
· Mahalnya perangkat minum teh...perangkat minum teh dari dinasti Tang dinilai dengan harga tinggi. Kolektor perlu mengeluarkan banyak uang untuk bisa mengumpulkan perangkat minum teh dari Tiongkok.
· Kepopuleran acara minum teh...acara minum teh menjadi populer di kalangan daimyo yang mengadakan upacara minum teh secara mewah dengan menggunakan perangkat minum teh dari Tiongkok. Acara minum teh seperti ini dikenal sebagai Karamono suki.
· Murata Jukou / Murata Shukou
Ø Seorang pendeta / biksu agama Budha
Ø Penemu dan pencipta upacara minum teh
Ø Bapak upacara minum teh
Ø Nenek moyang ahli minum teh Jepang
· Pertentangan Murata Jukō (Shukou)...Ia menentang minuman keras dan perjudian berada dalam acara minum teh. Menurutnya, acara minum teh harus merupakan sarana pertukaran pengalaman spiritual antara pihak tuan rumah dan pihak yang dijamu.
· Perkenalan aliran Wabicha ...acara minum teh yang diperkenalkan Murata Jukō (Shukou) merupakan asal-usul upacara minum teh aliran Wabicha.
ü Zaman Azuchi Momoyama
· Berkembangnya aliran Wabicha...Wabicha dikembangkan oleh seorang pedagang sukses dari kota Sakai bernama Takeno Shōō, dan disempurnakan oleh murid (deshi) yang bernama Sen no Rikyū.
· Kepopuleran Wabicha...Wabicha ala Rikyū menjadi populer di kalangan samurai dan melahirkan murid-murid terkenal, salah satunya adalah Rikyū Shichitetsu.
· Munculnya aliran baru...dari aliran Wabicha berkembang menjadi aliran-aliran baru yang dipimpin oleh daimyo yang piawai dalam upacara minum teh, seperti Kobori Masakazu, Katagiri Sekijū dan Oda Uraku.
· Istilah upacara minum teh yang lain...sampai saat ini masih ada sebutan Bukesadō untuk upacara minum teh gaya kalangan samurai, dan... Daimyōcha untuk upacara minum teh gaya daimyō.
ü Zaman Edo (Awal)
· Ahli upacara minum teh sebagian besar terdiri dari kalangan terbatas seperti daimyo dan pedagang yang sangat kaya.
· Penduduk kota yang sudah sukses secara ekonomi dan membentuk kalangan menengah atas secara beramai-ramai menjadi peminat upacara minum teh.
ü Zaman Edo (Pertengahan)
· Kalangan penduduk kota yang berminat mempelajari upacara minum teh disambut dengan tangan terbuka oleh aliran Sansenke (tiga aliran Senke: Omotesenke, Urasenke dan Mushanokōjisenke), dan pecahan aliran Senke.
· Kepopuleran upacara minum teh menyebabkan jumlah murid menjadi semakin banyak sehingga perlu diatur dengan suatu sistem. Iemoto Seido adalah peraturan yang lahir dari kebutuhan mengatur hirarki antara guru dan murid dalam seni tradisional Jepang.
· Joshinsai, Yūgensai dan murid senior Joshinsai yang bernama Kawakami Fuhaku memperkenalkan metode baru belajar upacara minum teh yang disebut Shichijishiki. Upacara minum teh dapat dipelajari oleh banyak murid secara bersama-sama dengan metode ini.
· Berbagai aliran upacara minum teh berusaha menarik minat semua orang untuk belajar upacara minum teh, sehingga upacara minum teh makin populer di seluruh Jepang.
· Upacara minum teh yang semakin populer di kalangan rakyat juga berdampak buruk terhadap upacara minum teh yang mulai dilakukan tidak secara serius seperti sedang bermain-main.
· Sebagian guru upacara minum teh berusaha mencegah kemunduran dalam upacara minum teh dengan menekankan pentingnya nilai spiritual dalam upacara minum teh.
· Kuil Daitokuji yang merupakan kuil sekte Rinzai berperan penting dalam memperkenalkan nilai spiritual upacara minum teh, sekaligus melahirkan prinsip ”Wakeiseijaku” yang berasal dari upacara minum teh aliran Rikyū.
· Di akhir Keshogunan Tokugawa, Ii Naosuke menyempurnakan prinsip ”Ichigo Ichi’e”.
Ichigo Ichi’e
一期一会(いちごいちえ):(satu kehidupan, satu kesempatan)
『あなたとこうして出会っているこの時間は、Ժ�度と巡っては来ないたった一度きりのものです。だから、この一瞬を大切に思い、今出来る最高のおもてなしをしましょう』
· Upacara minum teh yang sekarang dikenal sebagai sadō berhasil disempurnakan dengan penambahan prosedur sistematis yang riil...
ü Zaman Edo (Akhir)
· Upacara minum teh yang menggunakan matcha yang disempurnakan kalangan samurai menjadi tidak populer di kalangan masyarakat karena tata krama yang kaku. Masyarakat umumnya menginginkan upacara minum teh yang bisa dinikmati dengan lebih santai.
· Masyarakat mulai menaruh perhatian pada teh sencha yang biasa dinikmati sehari-hari. Upacara minum teh yang menggunakan sencha juga mulai diinginkan orang banyak.
· Berdasarkan permintaan orang banyak, pendeta Baisaō yang dikenal juga sebagai Kō Yūgai menciptakan aliran upacara minum teh dengan sencha yang disebut dengan Senchadō yang menjadi mapan dan populer di kalangan sastrawan.
Sencha
· Teh yang dibiarkan terpapar sinar matahari tanpa melalui proses penggilingan. Teh hijau yang biasa diminum panas-panas di bulan-bulan yang dingin.
Aliran Upacara Minum Teh (茶道の流派)
· Ada 36 aliran upacara minum teh yang dikenal di Jepang.
· 7 aliran saja yang akan diperkenalkan.
· 3 aliran saja yang akan dijelaskan.
Ø Sakaisenke
Ø Sansenke
Ø Soutanryuu
Ø Urakuryuu
Ø Enshuuryuu
Ø Sekishuuryuu
Ø Fuhakuuryuu
Aliran Sakaisenke
· Keluarga utama Senke. Sen no Dōan (putra sah Sen no Rikyū) merupakan penerus keluarga Senke, tapi garis keturunannya terputus.
· Aliran yang dimulai oleh Sen no Shōan, yang merupakan anak yang dibawa oleh istri muda Sen no Rikyū dan diteruskan oleh garis keturunan keluarganya hingga sekarang. Sansenke merupakan garis keturunan terpisah dari keluarga Sakaisenke.
· Aliran ini terdiri dari:
Ø Omotesenke
Ø Urasenke
Ø Mushanokōjisenke
Aliran Soutanryuu
· Aliran yang dilahirkan Sensōtan (anak Sen no Shōan) dan murid-muridnya. Selain aliran Sansenke, aliran Matsuoryū, aliran Yōkenryū, aliran Sōhenryū, aliran Fusairyū dan aliran Hisadaryū juga masih merupakan garis keturunan Sotanshitennō.
Jenis Upacara Minum Teh (茶道の種類)
· Sepanjang tahun terdapat beberapa jenis upacara minum teh di Jepang dan memiliki nama tersendiri menurut waktu dan musim saat penyelenggaraannya
Ø 暁の茶事
Ø ゆうざりの 茶事
Ø 朝茶
Ø 初風炉
Ø 正午の茶事
Ø 口切の茶事
Ø 名残の茶事
Ø 夜話
暁(あかつき)の茶事(ちゃじ) )
· Upacara minum teh ini diselenggarakan pada saat pagi-pagi sekali (akatsuki) di musim dingin agar dapat menikmati fajar di ruang minum teh.
ゆうざりの茶事(ちゃじ)
· Upacara minum teh ini dilakukan pada bulan-bulan yang lebih hangat daripada musim dingin.
朝茶(あさちゃ)
· Upacara minum teh ini dilakukan pada saat pagi (asa) yang sejuk di musim panas.
初風炉(しょぶろ)
· Upacara shoburo merupakan perayaan tahun baru teh dengan menggunakan alat furo (anglo / tungku portabel) pertama kali.
· Dilaksanakan setiap bulan Mei.
正午(しょうご)の茶事(ちゃじ)
· Upacara yang dilakukan pada saat tepat di tengah hari (shougo).
口切(くちきり)の茶事(ちゃじ)
· Upacara yang dilaksanakan di tiap awal (sekitar tanggal 7-8) November, sebagai tanda masuknya musim dingin.
名残(なごり)の茶事(ちゃじ)
· Upacara yang dilaksanakan pada bulan Oktober saat akan berakhirnya musim gugur.
夜話(よばなし)
· Upacara ini merupakan upacara minum teh yang diselenggarakan pada malam hari yang juga menyertai upacara kuchikiri dan sebagai perayaaan malam musim dingin.
· Yobanashi dilakukan dalam ruangan minum teh yang hanya diterangi oleh cahaya lilin.
Persiapan Upacara Minum Teh (茶道の準備)
· Salah satu bentuk tatacara minum teh di Jepang, yaitu chaji yang merupakan sebuah upacara sajian teh yang lengkap dengan makanan.
茶家(ちゃいえ)
Di dalam cha-ie terdapat…
· Pintu geser yang merupakan pintu masuk ke dalam rumah teh yang setinggi 36 inchi (sekitar 91 cm) sehingga setiap orang yang masuk mesti membungkukkan badan dan merundukkan kepalanya.
· Pintu ini melambangkan bahwa semuanya sama kedudukannya saat minum teh, tidak tergantung dari status sosial yang disandang. Yang terakhir masuk kemudian akan memasang palang pintu.
Di dalam cha-ie terdapat…
· Machi-ai, yaitu ruang tunggu bagi para tamu sebelum upacara minum teh dilaksanakan.
· Chashitsu, yaitu ruang khusus untuk upacara minum teh.
茶室(ちゃしつ)
Di dalam chashitsu terdapat…
· Tokonoma : sudut ruang chashitsu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan berbagai hiasan.
· Chadougu : berbagai perlengkapan yang digunakan dalam upacara minum teh.
Perlengkapan dan Tata Cara Upacara Minum Teh (茶道具と作法)
茶道具(ちゃどうぐ)1
· Furo : jenis perapian yang bisa dipindahkan (portable),
· Ro : jenis perapian yang terpasang di lantai, berfungsi juga sebagai penghangat pada musim dingin.
· Kama : sejenis teko untuk pemanas air
· Mizusashi : guci yang terbuat dari batu sebagai tempat menampung air tawar.
· 抹茶(まっちゃ):
“a fine, powdered green tea”
à teh hijau bubuk
抹茶(まっちゃ)
· Selain sebagai bahan teh untuk upacara minum teh, matcha juga digunakan sebagai bahan makanan untuk soba, mochi, wagashi, kue tart maupun es krim.
茶道具(ちゃどうぐ)2
· Cha-ire : tempat berupa keramik kecil untuk menyimpan matcha.
· Shifuku : kantong sutra untuk membungkus cha-ire.
· Chawan : mangkuk teh
· Chasen : pengaduk teh yang mirip kuas pendek / kecil
· Chasaku : sendok teh yang terbuat dari bambu tipis untuk mengambil dan membagikan matcha ke dalam chawan.
· Chakin : kain linen untuk mengeringkan chawan dan chasaku.
· Kensui : mangkuk untuk air sisa
· Hishaku : penciduk air terbuat dari bambu
· Futaoki : bambu hijau penutup ceret
· Fukusa : kain sutra yang sangat halus
Tata Cara Upacara Minum Teh (茶道の作法)
· Tamu-tamu yang diundang (tidak lebih dari 4 orang) memasuki machiai.
· Di machiai, tamu-tamu akan memilih seseorang di antara mereka sebagai wakil yang bertindak selaku tamu utama.
· Sementara, seorang hanto (asisten tuan rumah) menyajikan sayu (air panas yang akan digunakan untuk menyeduh teh).
· Hanto mengajak para tamu menuju ke arah kolam kecil di taman yang tak berbunga yang disebut roji (tanah embun).
· Di sini para tamu akan membersihkan "debu dunia", kemudian mereka duduk di bangku (koshikake machiai), menunggu si tuan rumah (teishu) untuk secara resmi menyambut mereka.
· Setelah teishu (tuan rumah) datang ke rumah teh, maka hanto akan membunyikan gong atau lonceng yang berguna untuk memanggil para tamu yang sedang rehat untuk kembali ke rumah teh, dan sebagai tanda bahwa upacara minum teh akan dimulai.
· Biasanya gong atau lonceng tersebut dipukul 5-7 kali.
· Jika teh disajikan saat siang hari, maka sebuah gong akan dibunyikan, sedangkan jika dilangsungkan pada malam hari, maka lonceng yang akan dibunyikan.
· Para tamu dan hanto menyucikan diri mereka di tsukubai (baskom batu yang berisi air segar yang digunakan untuk membersihkan tangan dan mulut dengan alat penciduk), dan kemudian masuk ke dalam rumah teh.
· Para tamu akan mengamati bunga-bunga yang dipasang, ceret dan perapian, serta dudukan mereka, chawan dan mizusashi.
· Tuan rumah masuk ke ruangan dengan membawa chawan yang di dalammya terdapat chasen, chakin dan chasaku.
· Semua peralatan tersebut diatur sedemikian rupa diletakkan di sisi mizusashi.
· Setelah meninggalkan ruang persiapan upacara, tuan rumah kembali dengan membawDengan menggunakan fukusa, yang mewakili jiwa sang tuan rumah, tuan rumah menyucikan tempat teh dan sendok teh.
· Selanjutnya, air panas diciduk ke dalam mangkuk teh, pengaduk teh dibilas, mangkuk teh dikosongkan dan diusap dengan menggunakan chakin.
· a kensui, hishaku dan futaoki.
· Tuan rumah mengangkat tempat dan sendok teh dan membagikan tiga sendok teh ke dalam masing-masing mangkuk teh yang telah disiapkan untuk para tamu.
· Air panas diciduk dari ceret dan dimasukkan ke dalam mangkuk teh dengan jumlah secukupnya.
· Chawan berisi matcha yang sudah dicampur dengan air panas, kemudian diaduk dengan menggunakan chasen.
· Air tambahan dimasukkan sehingga seduhan dapat diaduk menjadi cairan kental seperti sup.
· Air yang tidak terpakai dikembalikan ke dalam ceret.
· Tuan rumah memberikan mangkuk teh tersebut kepada tamu utama yang menerimanya dengan membungkuk sebagai tanda hormat.
· Mangkuk tersebut diangkat sedikit ke atas dan kemudian diputar-putar dengan tangan.
· Tamu tersebut selanjutnya meminum teh yang diberikan itu, mengusap bibir mangkuk dan memberikan ke tamu selanjutnya yang akan melakukan hal yang sama seperti tamu utama.
· Setelah semua tamu menikmati teh dalam mangkuk tersebut, mangkuk dikembalikan kepada tuan rumah dan selanjutnya dibilas.
· Pengaduk dibilas dan sendok serta tempat teh dibersihkan.
· Setelah itu para tamu berdiskusi sesuai bahan pembicaraan mereka.
· Zabuton (bantal kecil) dan teaburi (penghangat tangan) diberikan kepada para tamu. Higashi (manisan kering) juga disajikan sebagai pelengkap.
· Sebagai penutup, para tamu memberikan penghargaan terhadap teh yang disajikan dan penghormatan terhadap tuan rumah atas pelayanannya.
· Selanjutnya, tuan rumah mengantarkan para tamunya pulang hingga ke depan pintu rumah teh.
By: Nadia Sensei
Upacara Minum Teh Jepang (茶の湯・茶道) ditulis Oleh Sekedar Wawasan pada 2012-03-03T23:19:00+07:00 dengan rating
on Sekedar Wawasan.
0 comments "Upacara Minum Teh Jepang (茶の湯・茶道)", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment
Berkomentarlah dengan baik dan bijak, tidak mengandung unsur Spam, Sara, Pelecehan.
Komentar yang melanggar ketentuan akan dihapus! Sekian Terima Kasih.