Keadilan dan Kemiskinan Bangsa

Ditulis oleh: -
Keadilan dan Kemiskinan Bangsa - Jika kita berbicara tentang keadilan, dari asal kata adil, maka orang akan berpersepsi bahwa keadilan itu artinya sama rata dan tidak berat sebelah. Namun definisi tentang keadilan juga ada yang difahami sebagai keadilan itu harus dilihat kelasnya, contohnya seorang sarjana itu adalah adil jika berpenghasilan lebih tinggi dibandingkan dengan lulusan SMU, dan lulusan SMU harus mendapat hasil lebih tinggi dibandingkan dengan yang lulusan SMP. Seorang
anggota DPR adalah wajar mendapat gaji puluhan juta dibandingkan dengan rakyat jelata yang diwakilinya, karena ukuran keadilan yang dipakaipun berwarna pula. Begitulah definisi keadilan diartikan menurut selera manusia, sehingga jika ada orang miskin dinegeri ini, maka kesalahannya ada pada diri orang tersebut, kenapa mau jadi orang miskin, kenapa tidak mau berusaha, itu sudah taqdir dari yang Maha Kuasa.
Lambang keadilan berupa timbangan yang setimbang, ternyata hanyalah menjadi asesoris yang dipajangkan atas nama Tuhan Yang Maha Esa.
Akibat pemahaman keadilan yang tidak sama, maka terjadilah pembenaran terhadap kepincangan kehidupan sosial ekonomi bangsa, ada yang kekayaannya setiap detik bertambah, tapi ada juga penyapu jalan yang harus jatuh sakit dan mati karena kelaparan. Ironis memang, begitulah kenyataan dari isi kemerdekaan yang telah bangsa Indonesia capai selama puluhan tahun.
Ada sebuah hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya adalah : Jikalau anak Adam diberikan kekayaan berupa emas seluas satu gunung maka dia akan meminta gunung emas yang kedua, dan begitu seterusnya jika diberikan dua gunung emas, maka dia akan meminta gunung emas yang ketiga dan seterusnya, dan baru berakhir apabila tanah telah menyumpal mulutnya (mati).
Teladan indah yang telah diberikan oleh Rasulullah dan para sahabatnya adalah koleksi kehidupan kaljasadil wahid yang harus ditiru oleh pemimpin bangsa ini, yaitu malu kepada Allah jika melihat pimpinannya berkecukupan sedangkan rakyatnya menderita, dimana Rasulullah belum bisa tidur apabila masih ada uang ditangan beliau yang belum dibagikan kepada fakir-miskin, dan menurut isteri Nabi yaitu 'Aisyah, bahwa dapur rasulullah kadang-kadang sampai tiga bulan tidak berasap, dan kami hanya makan kurma dan minum susu hasil pemberian para sahabat beliau.
Apakah ada Pemimpin Bangsa Indonesia dimasa yang akan datang yang mau membangun istana di Syurga dan bukan menimbun harta di dunia ini, karena kata Nabi harta adalah bagaikan bangkai yang tidak ada artinya di mahkamah Ilaahi.

Keadilan dan Kemiskinan Bangsa
Keadilan dan Kemiskinan Bangsa ditulis Oleh Sekedar Wawasan pada 2011-12-08T11:55:00+07:00 dengan rating 4 oleh 95 voters on Sekedar Wawasan.

0 comments "Keadilan dan Kemiskinan Bangsa", Baca atau Masukkan Komentar

Post a Comment

Berkomentarlah dengan baik dan bijak, tidak mengandung unsur Spam, Sara, Pelecehan.

Komentar yang melanggar ketentuan akan dihapus! Sekian Terima Kasih.